Wilson Tjandinegara
Lahir di Makassar, 1946, dan kini menetap di Tangerang. Seorang sastrawan dan budayawan, wartawan dan fotografer. 12 buku karyanya telah terbit, di antaranya 2 kumpulan puisi tunggal : “Puisi Untukmu” (1995) dan “Rumah Panggung di Kampung Halaman” (1999, dwi bahasa) Selebihnya kebanyakan karya sastra terjemahan dan juga kumpulan foto. Pendiri sebuah LSM yang bergerak dalam bidang pemberantasan kemiskinan melalui pendidikan. Rencana dalam waktu dekat akan menerbitkan antologi puisi yang dipadukan dengan foto-foto “Elegi Akar Rumput”. Namanya tercantum dalam “Buku Pintar Sastra Indonesia” (2001) dan Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004). Antara lain puisinya
Lahir di Makassar, 1946, dan kini menetap di Tangerang. Seorang sastrawan dan budayawan, wartawan dan fotografer. 12 buku karyanya telah terbit, di antaranya 2 kumpulan puisi tunggal : “Puisi Untukmu” (1995) dan “Rumah Panggung di Kampung Halaman” (1999, dwi bahasa) Selebihnya kebanyakan karya sastra terjemahan dan juga kumpulan foto. Pendiri sebuah LSM yang bergerak dalam bidang pemberantasan kemiskinan melalui pendidikan. Rencana dalam waktu dekat akan menerbitkan antologi puisi yang dipadukan dengan foto-foto “Elegi Akar Rumput”. Namanya tercantum dalam “Buku Pintar Sastra Indonesia” (2001) dan Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004). Antara lain puisinya
Terus Berupaya
Ketika anak-anak lain
Berkeluyuran di Mal-Mal mewah
Tergila-gila dengan game
Melahap lezatnya es krem
Di bawah terik mentari
Dalam busuknya tumpukan sampah
Demi sesuap nasi
Ia berjuang sebagai pemulung
Jangan Kira
Jangan kira
Jakarta penuh pencakar langit
Serba indah gemerlap
Justru di pusat kota
Ada sudut-sudut tersembunyi
Nampak wajah kumuh …
1 komentar:
salam hormatku pak Wilson
Posting Komentar